28 March 2025

Sebelum Beralih, Mari Kenali Apa Itu Motor Listrik Tanpa Emisi

Kenali motor listrik sebagai solusi transportasi ramah lingkungan, hemat biaya, dan mendukung target net zero emisi 2060. Pelajari teknologi, manfaat ekonomi, dan perkembangan infrastruktur charging di Indonesia.

Share

Daftar isi

Tahukah Anda bahwa motor listrik adalah penggerak utama yang mengonsumsi hingga 70% beban listrik total di industri? Saat ini, perangkat ini tidak hanya menjadi "kuda kerja" di sektor industri, tetapi juga telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kipas angin hingga mesin cuci di rumah Anda.

Selain itu, motor listrik merupakan solusi transportasi yang sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan asap atau emisi gas buang. Bahkan, dari segi ekonomi, biaya pengoperasiannya sangat terjangkau, hanya membutuhkan sekitar 2 ribu rupiah untuk menempuh jarak 40 kilometer. Kemudahan pengisian daya di rumah dan efisiensi energi yang tinggi menjadikan kendaraan listrik ini sebagai pilihan cerdas dalam mendukung target pemerintah Indonesia mencapai net zero emisi pada tahun 2060.

Bagaimana Motor Listrik Mengubah Cara Kita Berkendara?

Perubahan signifikan dalam teknologi kendaraan listrik telah menghadirkan pengalaman berkendara yang berbeda. Saat ini, motor listrik menghadirkan sensasi berkendara yang lebih halus dan responsif dibandingkan motor konvensional.

Teknologi Penggerak yang Revolusioner

Sistem penggerak elektronik pada motor listrik memungkinkan pengaturan daya dan torsi yang lebih presisi. Salah satu contohnya adalah MAKA Cavalry yang menggunakan dinamo revium, di mana motor penggerak terintegrasi langsung dengan roda, menghasilkan tenaga yang efisien. Motor listrik ini mampu menghasilkan torsi pada roda sebesar 251 Nm dan tenaga puncak 12 hp (9 kW).

Selanjutnya, sistem rem regeneratif menjadi inovasi penting dalam teknologi motor listrik. Sistem ini mengubah energi pengereman dalam bentuk panas menjadi energi listrik yang dapat mengisi ulang baterai secara otomatis. Pada MAKA Cavalry, fitur ini hadir melalui mode Hi-Regen yang fokus pada efisiensi energi, sangat direkomendasikan untuk perjalanan jarak jauh.

Sistem Kontrol Digital yang Canggih Salah Satunya Motor Listrik MAKA Cavalry

Dalam hal sistem kontrol, MAKA Cavalry menawarkan dua pilihan mode berkendara yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengendara. Mode Hi-Torque memberikan akselerasi maksimal dengan tarikan gas yang kuat, cocok untuk pengendara yang menginginkan performa tinggi dan responsif.

Untuk meningkatkan keamanan berkendara, MAKA Cavalry dilengkapi sistem pengereman double disc brake yang memastikan rem bekerja dengan aman dan presisi. Selain itu, motor ini mengadopsi dual adjustable shockbreaker yang memungkinkan pengendara menyesuaikan kekerasan suspensi sesuai dengan gaya berkendara.

Dari segi tampilan dan informasi, MAKA Cavalry menggunakan sistem All LED Lighting, dengan lampu depan dan belakang dilengkapi proyektor LED. LCD speedometer memberikan informasi lengkap tentang perjalanan dan kondisi motor dalam tampilan full digital.

Berbeda dengan motor konvensional, motor listrik beroperasi hampir tanpa suara, sehingga memberikan pengalaman berkendara yang lebih nyaman. Namun demikian, pengendara perlu lebih waspada karena karakteristik ini membuat motor listrik lebih sulit terdeteksi oleh kendaraan lain. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga jarak yang tepat dengan pengendara lain dan mengontrol kecepatan berkendara yang aman.

Mengapa Indonesia Membutuhkan Revolusi Kendaraan Listrik?

Masalah polusi udara di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, mendorong kebutuhan mendesak akan revolusi kendaraan listrik. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari enam negara yang paling berkontribusi terhadap polusi udara global.

Polusi Udara yang Mengkhawatirkan

Penduduk Indonesia diperkirakan kehilangan 2,5 tahun dari usia harapan hidup mereka akibat kualitas udara yang tidak memenuhi ambang aman WHO. Dampak kesehatan yang paling signifikan terjadi di kota-kota besar seperti Depok, Bandung, dan Jakarta.

Sektor transportasi menyumbang sekitar 24% dari total emisi CO2 di Indonesia. Selanjutnya, kerugian ekonomi untuk perawatan kesehatan akibat polusi udara meningkat dari Rp38,5 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp51,2 triliun pada tahun 2016.

Target Net Zero Emission 2060

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Untuk mencapai target ini, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 32% dengan kemampuan sendiri, serta penurunan 41% dengan bantuan dunia internasional pada tahun 2030.

Namun demikian, Indonesia menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan target emisi dengan pembangunan ekonomi. Transisi energi membutuhkan dekarbonisasi di sektor pembangkit listrik dan penggunaan akhir, termasuk sektor transportasi.

Potensi Penghematan Devisa Negara Dari Adanya Motor Listrik Lokal Seperti MAKA Cavalry

Program konversi motor listrik memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi nasional. Penggunaan motor listrik dapat menurunkan emisi sebesar 30.000 ton dan mengurangi impor BBM sebesar 20.000 KL, yang secara langsung menghemat devisa negara sebesar USD10 juta.

MAKA Cavalry, sebagai motor listrik buatan lokal, menawarkan solusi dengan jarak tempuh hingga 160 km dalam sekali pengecasan. Motor ini dilengkapi baterai berkapasitas 4 kWh dan mode berkendara Hi-Regen yang dapat memperpanjang jarak tempuh.

Selain itu, program konversi motor listrik berpotensi menghemat kompensasi subsidi Pertalite sebesar Rp18,6 miliar per tahun dari pelaksanaan 50.000 konversi motor listrik. Pengguna motor listrik juga dapat menghemat biaya BBM hingga Rp2,68 juta per tahun.

Apa Dampak Ekonomi dari Transisi ke Motor Listrik?

Transisi ke motor listrik membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia. Penghematan biaya menjadi salah satu keuntungan utama yang dapat dirasakan langsung oleh pengguna kendaraan listrik.

Biaya Operasional yang Lebih Efisien

Perbedaan biaya operasional antara motor listrik dan motor bensin sangat mencolok. Pengguna motor bensin 125 cc harus mengeluarkan biaya Rp1.123.000 per bulan, sementara pengguna motor listrik hanya membutuhkan Rp144.000 untuk jarak tempuh yang sama. Selisih penghematan ini mencapai Rp979.000 per bulan atau Rp11.748.000 dalam setahun.

Selanjutnya, motor listrik memiliki keunggulan dalam hal perawatan. Berbeda dengan motor bensin yang memerlukan penggantian oli rutin dan perawatan mesin kompleks, motor listrik memiliki komponen bergerak yang lebih sedikit. Hal ini secara langsung mengurangi biaya pemeliharaan jangka panjang.

Pemerintah juga memberikan dukungan berupa insentif fiskal, seperti pembebasan PPN untuk impor dan perolehan barang modal, serta PPnBM nol persen. Ditambah lagi dengan program subsidi sebesar Rp7 juta untuk pembelian motor listrik.

Peluang Lapangan Kerja Baru

Pertumbuhan industri kendaraan listrik membuka berbagai peluang kerja baru di Indonesia. Saat ini, tercatat 58 merek yang memproduksi kendaraan listrik di dalam negeri. Kementerian Koperasi dan UKM mendukung pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem kendaraan listrik sebagai:

  • Penyedia suku cadang
  • Distributor dan dealer
  • Penyedia layanan pengisian daya
  • Bengkel konversi kendaraan listrik

Untuk mendukung konversi motor listrik, Indonesia telah memiliki 38 bengkel konversi bersertifikat Kementerian Perhubungan. Terdiri dari 5 Bengkel Konversi Tipe A dan 19 Bengkel Konversi Tipe B yang telah masuk Platform Digital, dengan kapasitas konversi mencapai 42.216 unit per tahun.

Selain itu, industri kendaraan listrik melahirkan keterampilan baru yang berkaitan dengan lingkungan yang lebih baik (Green Job). Para teknisi perlu memahami sistem baterai dan cara mengontrolnya, menciptakan spesialisasi baru dalam dunia otomotif.

Bagaimana Infrastruktur Charging Berkembang di Indonesia?

Perkembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan kemajuan yang pesat. Pada semester I tahun 2024, tercatat 1.582 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di 1.131 lokasi di seluruh Indonesia, meningkat 157% dibandingkan semester I tahun sebelumnya.

Perkembangan Stasiun Pengisian

Selain SPKLU, infrastruktur pengisian daya juga mencakup 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), 9.956 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), serta 14.524 Home Charging. Namun demikian, keterbatasan infrastruktur pengisian daya masih menjadi tantangan terbesar dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Konsumsi listrik SPKLU mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 229% menjadi lebih dari 2.438,8 megawatt hour (MWh) dari sebelumnya 741,8 MWh di semester I tahun 2023. Sementara itu, jumlah pelanggan home charging meningkat 335% dengan total konsumsi listrik mencapai 4.264,8 MWh.

Inovasi Sistem Fast Charging Seperti Yang Dimiliki MAKA Cavalry

Dalam upaya mempercepat adopsi kendaraan listrik, inovasi teknologi fast charging terus dikembangkan. Kementerian ESDM saat ini tengah merencanakan teknologi fast charging untuk kendaraan listrik roda dua yang mampu mengisi daya hingga 80% dalam waktu 10 menit.

MAKA Cavalry hadir dengan tiga tipe pengisian daya yang inovatif:

  • Maka Charger: mengisi daya selama 60 menit untuk jarak 20 kilometer
  • Maka Charger+: mengisi daya selama 26 menit untuk jarak 20 kilometer
  • Maka Fast Charging Station: hanya membutuhkan waktu 12 menit untuk jarak 20 kilometer

Pada tahun 2024, PLN berinisiatif memanfaatkan tiang listrik sebagai media SPKLU atau yang dikenal SPKLU Tiang dengan jumlah 2.000 unit. Melalui transformasi digital, PLN juga menyediakan layanan EV dalam aplikasi PLN Mobile yang memudahkan pengguna mencari lokasi charging station terdekat.

Kesimpulan

Perjalanan menuju masa depan transportasi yang lebih bersih telah menunjukkan kemajuan yang nyata. Motor listrik tidak hanya menawarkan teknologi canggih, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk masalah polusi udara di Indonesia. Dengan demikian, penggunaan kendaraan listrik menjadi langkah penting menuju target net zero emission 2060.

Selain itu, penghematan biaya operasional yang mencapai Rp11.748.000 per tahun menjadikan motor listrik sebagai pilihan cerdas bagi masyarakat. Perkembangan infrastruktur pengisian daya yang pesat, ditandai dengan hadirnya 1.582 SPKLU dan 2.182 SPBKLU di seluruh Indonesia, semakin memudahkan penggunaan kendaraan listrik sehari-hari.

Oleh karena itu, beralih ke motor listrik bukan sekadar mengikuti tren, melainkan keputusan bijak untuk masa depan yang lebih baik. Pada akhirnya, pilihan menggunakan kendaraan listrik merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan, baik dari segi ekonomi maupun kelestarian lingkungan.

Tag

#baterai motor listrik

RELATED ARTICLE