26 March 2025
Motor listrik jarak tempuh terjauh hadir di Indonesia, capai 660 km! Teknologi baterai solid-state dan swap baterai revolusioner dari Jepang.
Share
There is no section
Motor listrik jarak tempuh terjauh kini mampu menjelajah hingga 660 kilometer dalam sekali pengisian daya, sebuah pencapaian luar biasa yang mengubah persepsi tentang keterbatasan kendaraan listrik. Bahkan lebih mengesankan, kendaraan ini dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 kilometer per jam hanya dalam waktu 4,4 detik.
Saat ini, berbagai pilihan motor listrik jarak jauh tersedia di pasaran Indonesia dengan kemampuan jelajah yang beragam. Sebagai contoh, beberapa model terbaru dapat menempuh jarak hingga 120 kilometer, sementara yang lainnya menawarkan fleksibilitas dengan sistem dual baterai yang memungkinkan jarak tempuh hingga 230 kilometer. Dengan perkembangan teknologi yang pesat ini, Anda tidak perlu lagi khawatir tentang jarak tempuh motor listrik untuk kebutuhan sehari-hari maupun perjalanan jarak jauh.
Empat produsen motor terkemuka asal Jepang telah berkolaborasi untuk mengembangkan teknologi baterai motor listrik yang dapat ditukar. Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki sepakat untuk membuat standarisasi sistem tukar baterai dengan ukuran dan bobot yang sama.
Sistem Manajemen Baterai (BMS) menjadi komponen utama dalam memantau kondisi baterai secara real-time. BMS secara terus-menerus mengawasi parameter penting seperti voltase, suhu, dan arus untuk memastikan baterai beroperasi dalam batas aman. Selain itu, BMS dilengkapi dengan algoritma canggih yang dapat mengidentifikasi potensi risiko secara proaktif.
Melalui analisis data yang mendalam, BMS mampu memprediksi dan mengantisipasi risiko keselamatan sebelum berkembang menjadi situasi kritis. Kemampuan prediktif ini memungkinkan pengendara menerima peringatan tepat waktu untuk menghindari kondisi berbahaya.
Nissan telah memamerkan lini produksi baterai solid-state yang sedang dalam konstruksi di Pabrik Yokohama. Baterai solid-state ini memiliki kepadatan energi dua kali lipat dibandingkan baterai litium-ion konvensional, dengan waktu pengisian yang lebih singkat dan biaya operasional yang lebih rendah.
Honda juga mengambil langkah signifikan dengan memulai produksi baterai solid-state khusus untuk motor listrik. Berbeda dengan baterai lithium-ion yang menggunakan elektrolit cair, baterai solid-state menggunakan elektrolit padat yang mampu menyimpan lebih banyak energi dalam ukuran lebih kecil.
Keunggulan lain dari baterai solid-state termasuk:
Sementara itu, teknologi baterai lithium-sulfur (Li-S) menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kepadatan energi. Dengan menggunakan anoda berbasis lithium dan katoda berbasis sulfur, baterai ini dapat memberikan kepadatan energi hingga lima kali lipat dibandingkan baterai Li-ion saat ini.
Namun demikian, tantangan utama dalam pengembangan teknologi baterai motor listrik adalah biaya produksi yang masih tinggi. Para peneliti dan produsen terus bekerja untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas baterai sambil menurunkan biaya produksi, sehingga motor listrik dapat lebih terjangkau bagi masyarakat.
Sebuah terobosan signifikan telah hadir dengan peluncuran motor listrik yang mampu menempuh jarak hingga 300 kilometer dalam sekali pengisian daya. Pencapaian ini menjadi jawaban atas kebutuhan pengguna yang menginginkan kendaraan listrik untuk perjalanan jarak jauh, terutama untuk penggunaan komersial seperti ojek daring yang rata-rata menempuh 120 kilometer per hari.
Motor listrik ini dilengkapi dengan baterai lithium 60V 31Ah yang menawarkan fleksibilitas penggunaan. Dalam mode listrik murni, motor dapat menempuh jarak 70 kilometer, namun dengan teknologi hibrida yang canggih, jangkauan dapat diperluas hingga 300 kilometer. Konsumsi bahan bakar minimum mencapai 1,5 liter per 100 kilometer saat daya baterai disertakan.
Sistem pengendaraan dirancang dengan tiga mode berkendara yang berbeda untuk mengoptimalkan penggunaan:
Setiap mode berkendara memiliki pengaturan torsi yang berbeda, memastikan pengendalian optimal dalam berbagai kondisi cuaca dan jalan. Mode Eco khususnya dirancang untuk memaksimalkan efisiensi energi, ideal untuk perjalanan panjang dengan konsumsi baterai yang lebih hemat.
Salah satu inovasi utama adalah sistem regenerasi energi yang mengubah energi kinetik saat pengereman menjadi energi listrik yang disimpan kembali dalam baterai. Teknologi ini bekerja setiap kali pengendara mengurangi kecepatan atau melakukan pengereman, secara efektif mengurangi frekuensi pengisian daya yang diperlukan.
Sistem regenerasi energi tidak hanya membuat motor lebih ramah lingkungan tetapi juga menguntungkan pengendara yang sering melakukan perjalanan jauh. Teknologi ini memungkinkan kendaraan untuk terus mengisi daya baterainya baik saat mengemudi maupun saat parkir, sehingga mengurangi waktu tunggu pengisian daya.
Motor listrik generasi terbaru ini juga dilengkapi dengan motor yang lebih efisien, menghasilkan lebih sedikit kehilangan energi dalam bentuk panas. Layar LCD digital memberikan informasi real-time tentang status motor, termasuk kecepatan, jarak tempuh, kapasitas baterai, dan mode berkendara yang sedang aktif.
Infrastruktur pengisian daya menjadi kunci penting dalam mendukung penggunaan motor listrik jarak jauh di Indonesia. Saat ini, terdapat tiga jenis infrastruktur pengisian listrik umum yang tersedia.
PLN telah mengembangkan berbagai layanan pengisian daya untuk memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik. Berdasarkan data, 61% pengisian dilakukan pada SPKLU dan 39% pada SPLU. Selain itu, PLN menyediakan layanan home charging dengan daya minimum 7.700 Volt Ampere untuk pengisian di rumah.
Stasiun pengisian daya cepat strategis ditempatkan di lokasi-lokasi penting seperti rest area jalan tol dan pusat perbelanjaan. Teknologi ini memungkinkan pengisian baterai hingga 80% dalam waktu 20-30 menit. Sementara itu, di sepanjang jalur mudik di luar tol, terdapat 26 kota yang dilengkapi SPKLU, dengan 15 kota berada di jalur pantai utara dan 11 kota di jalur pantai selatan.
PLN menghadirkan PLN Mobile sebagai solusi terpadu bagi pengguna kendaraan listrik. Melalui Electric Vehicle Digital Services (EVDS), pengguna dapat:
Teknologi IoT memungkinkan motor listrik terhubung ke stasiun pengisian daya pintar. Sistem ini membantu memonitor ketersediaan stasiun dan memilih waktu pengisian yang optimal. Namun demikian, tantangan utama dalam pengembangan infrastruktur adalah biaya investasi yang besar dan kebutuhan listrik stabil berkualitas tinggi.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, PLN menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam membangun bisnis SPKLU dan SPBKLU. Skema franchise ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan infrastruktur pengisian daya, sehingga pengguna semakin yakin menggunakan kendaraan listrik untuk perjalanan jarak jauh.
Pasar motor listrik di Indonesia mengalami perkembangan pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran lingkungan dan dukungan pemerintah melalui kebijakan insentif.
Berdasarkan jajak pendapat terbaru, 64,8% responden menyatakan ketertarikan untuk memiliki motor listrik. Namun demikian, 65% konsumen masih merasa cemas tentang sisa baterai selama perjalanan. Selain itu, 61% konsumen masih meragukan jarak tempuh yang terbatas, sementara 49% khawatir karena tidak semua bengkel menerima perbaikan non-listrik.
Menariknya, terjadi pergeseran preferensi konsumen dalam memilih motor listrik. Persentase pelanggan yang mempertimbangkan aspek lingkungan naik dari 27% menjadi 34%. Sementara itu, segmen pelanggan yang lebih mementingkan harga menunjukkan penurunan sebesar 5%.
Dari empat merek Jepang yang menguasai pasar motor di Indonesia, hanya Honda dan Yamaha yang memiliki motor listrik. Honda PCX Electric saat ini belum dijual untuk umum dan hanya disewakan kepada perusahaan ojek online, sedangkan Yamaha E-Vino masih dalam tahap studi.
Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan bahwa pabrikan Jepang sebenarnya siap memasuki pasar motor listrik, tetapi masih menunggu waktu yang tepat. Faktor utama yang menjadi pertimbangan adalah kepastian insentif pajak dari pemerintah, mengingat tanpa keringanan pajak, harga motor listrik menjadi terlampau mahal.
Meskipun pabrikan Jepang tertinggal dalam hal Battery Electric Vehicle (BEV), hal ini bukan disebabkan oleh keterbatasan teknologi. Mereka justru lebih fokus mengembangkan kendaraan hybrid serta EV bertenaga Fuel Cell/Hidrogen yang menawarkan kecepatan pengisian daya setara dengan kendaraan konvensional.
Gubernur DKI Jakarta telah mengesahkan pembebasan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) khusus untuk kendaraan listrik pada awal 2020. Kebijakan ini diharapkan dapat mempercepat perkembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Perkembangan teknologi motor listrik di Indonesia menunjukkan kemajuan yang menjanjikan. Dengan demikian, jarak tempuh yang mencapai 660 kilometer dalam sekali pengisian telah menghapus kekhawatiran tentang keterbatasan kendaraan listrik. Selain itu, kolaborasi empat produsen Jepang terkemuka menghadirkan standarisasi sistem baterai yang dapat ditukar, memberikan kemudahan bagi pengguna motor listrik.
Teknologi baterai solid-state dan sistem manajemen baterai canggih menjadi bukti nyata bahwa masa depan transportasi listrik semakin cerah. Kehadiran infrastruktur pengisian yang tersebar di berbagai lokasi strategis, didukung aplikasi digital untuk pemantauan, semakin memudahkan penggunaan motor listrik untuk perjalanan jarak jauh.
Pada akhirnya, meski masih terdapat tantangan seperti biaya produksi dan kebutuhan pengembangan infrastruktur, dukungan pemerintah melalui insentif pajak dan respons positif konsumen menunjukkan bahwa motor listrik akan menjadi pilihan utama transportasi masa depan yang ramah lingkungan di Indonesia.
Tag